Monday, December 16, 2013

Jenis angin yang berputar

Di Indonesia, angin yang berputar disebut puting beliung. Melihat kata puting beliung, orang yang ngeres pasti akan kepikiran puting belia. Tapi untungnya aku nggak ngeres, jadi nggak bakal berfikir ke situ. Angin puting beliung merupakan jenis angin yang berbetuk awan corong yang jika menyentuh tanah akan berputar sangat cepat dan akan merusak apa saja yang dilaluinya. Angin ini dapat ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera sampai Papua. Angin putting beliung di Indonesia tergolong kecil. Mungkin diameternya maksimal hanya puluhan meter. Puting beliung ini skala kerusakannya termasuk ke dalam skala F-1 . Paling kekuatannya hanya bisa nerbangin genteng, ngegulingin gerobak bakso sekaligus penjual baksonya.
Namun jika di daerah subtropics seperti Amerika, angin puting beliung akan lebih besar beberapa kali lipat dari angin di Indonesia, yang biasanya diberi nama tornado. Melihat kata tornado, pasti orang yang ngeres akan kepikiran “torpedo”, tapi untungnya aku nggak ngeres. Jadi pikiranku nggak sampai kesitu. Diameter dari tornado bisa mencapai ratusan meter. Skala kerusakannya maskimal adalah F-3. Contoh kerusakannya mubil mobil pada jungkir balik.
Akan lebih menakutkan lagi jika dua buah tornado atau lebih bergabung menjadi satu dan berputar membentuk vortex. Melihat kata vortex, orang yang ngeres pasti akan langsung kepikiran pembalut wanita, tapi aku tekankan sekali lagi bahwa aku nggak ngeres, jadi nggak bakal kepikiran yang kayak itu. Celakalah orang-orang yang ngeres dan mesum. Ukuran diameter vortex bisa mencapai 2 Kilometer. Ibaratnya, vortex adalah “emak” dari segala tornado dan putting beliung. Vortex ini jika mengamuk bagaikan emak-emak yang belum dikasih duit belanja sama suaminya. Dia bisa menerbangkan pohon, konteiner, dan bahkan merubuhkan bangunan.

Monday, December 2, 2013

kangen eargasm

Aku mahasiswa
Seperti mahasiswa lainnya yang berjiwa muda, aku sangat suka musik. Bagiku musik lebih kuanggep kayak pacarku sendiri(saking jomblonya). Musik bisa bikin galau, bisa bikin ketawa, bisa bikin semangat, bikin tepar. Pokoknya bisa mempengaruhi mood deh.
Aku udah ngedengerin hampir semua genre musik, dari musik klasik, musik jepang, musik rock, cadas, metal, punk, jazz. Tapi hanya ada beberapa yang enak buat didengar(eargasm). Dan aku akan terus mengeksplorasi musik musik yang bagus dan enak buat aku dengar.
Tapi sekarang tiap hari aku galau. Gara-garanya adalah sudah tiga bulanan ini aku tidak pernah nemuin lagu yang bisa bikin eargasm. Nyarinya susah bgt, ibarat nyari jarum di tumpukan cucian. Aku sudah berusaha nyari di warnet, soundcloud, index of mp3, 4shared, tapi tetap tidak bisa menemukan lagu yang cocok di telingaku.
Terus nggak tau juga kenapa, kok setiap lagu yang temenku bilang bagus, di telingaku terdengar biasa aja. Padahal aku tidak sakit pendengaran. Bete banget dah. Pokoknya aku lagi pengen dengerin lagu yang bikin eargasm.

Sunday, December 1, 2013

Soto Solo Seleraku

Tulisan ini dipersembahkan oleh
Kontes Tulisan Tentang Solo
Aku disini akan menulis kesan pertamaku saat mencicipi soto Solo.
Jika ingat kata Solo, orang orang mungkin langsung membayangkan Sungai Bengawan, Stasiun Balapan, Didi Kempot dll. Tapi tidak bagiku, pikiranku pasti langsung tertuju pada soto. Mungkin gara-gara “Solo” sama “Soto” cuma beda di huruf ‘L’ dan ‘T’ doang ya. (mekso banget yah)
Soto, Siapa yang tak kenal si kuah gurih ini? Ya, soto itu merupakan menu yang cukup eksis karena keberadaannya mudah ditemukan di berbagai tempat mulai dari warung, restoran, kantin, bahkan di trotoar.
Karena saking populernya, kini soto pun dapat ditemui di toko terdekat dalam bentuk mie instan.
Mungkin setiap kota di Indonesia ini punya soto khas daerah masing masing. Dan dari setiap soto khas tersebut pasti ada yang nyasar ke kota lain. Misalnya Soto Kudus tapi ada di Kota Banjar dan soto Banjar tapi berada di Kota Kudus. Yah semacem student exchange gitu lah, tapi kalo ini soto exchange. Jadi di Indonesia ini ada bermacam-macam soto. Tapi sayangnya yang pernah aku cicipi baru soto Jogja dan soto Solo.
Langsung saja, awal aku mencicipi soto Solo adalah ketika perjalanan pulang kampung tahun 2003. Saat itu aku masih kelas 3 SD. Seperti biasa, keluargaku mudik ke rumah simbah saya dengan sistem cenglu(semotor bertiga) menggunakan sepeda motor (Ayahku yang menyetir, ibuku bonceng, dan aku duduk dijepit diantara Ayah dan Ibu). Kami bertiga bertolak dari Jogja pagi sekali sekitar pukul 05.00. Udaranya masih bikin meriang, tapi posisiku yang terjepit senantiasa membuat hatiku riang karena badanku tetap hangat.
Setelah melewati Klaten dan Delanggu, kami memilih melewati jalur Kartasura terlebih dahulu sebelum mencapai Rumah simbahku di daerah Tipes. Tipes itu adalah salah satu penyakit pencernaan yang mematikan. (itu typus bro). Back to story, Tipes itu tepatnya daerah di deket bunderan yang bentuknya enggak bunder.
Bunderan ini cukup legendaris karena sering dipakai buat patokan saat menunjukkan arah jalan.
Kami mencapai kartasura sekitar pukul 06.30. Karena perut kami belum terisi oleh sebutir nasi pun, maka kami mampir dulu ke warung soto sapi yang kebetulan ada di tepi jalan yang kami lalui. Itu adalah pertama kalinya keluargaku makan ke warung soto sapi di solo. Warungnya memang terlihat sederhana, namun sepertinya pembelinya tak pernah habis. Bahkan di warung yang relatif kecil tersebut orang rela duduk berdempet-dempet demi menikmati semangkuk soto.
Ada yang sedikit berbeda dengan antara warung soto ini dengan warung soto yang ada di jogja. Yaitu dipakainya kuali yang terbuat dari tanah liat sebagai tungku pemanas kuah kaldu soto.
Karena sudah lapar, bapakku segera memboking tempat dan ibuku memesan soto yang saat itu satu porsi harganya masih Rp 1500,00. Lalu tak lupa juga pesan teh anget yang harganya masih Rp. 500 untuk satu gelasnya. Gila! murah banget kan?, Jadi tukang parkir 5 menit aja penghasilannya udah bisa buat makan tuh soto + teh anget. Tapi sayangnya itu 10 tahun yang lalu.
Walaupun murah, saat itu aku tak berminat sama sekali dengan soto itu. Di dalam benakku saat itu, soto adalah sesuatu yang berkuah manis dan bikin eneg. Mungkin image soto di pikiranku seperti ini karena aku sering makan soto Jogja yang manis. Maka aku memutuskan untuk tidak mau memakan soto.
Namun saat itu Ibu merayuku setengah mati agar aku mau makan. Rayuan tersebut ternyata tidak berhasil dan aku tetap tak mau makan. Tak lama kemudian aku memulai adegan acting masuk angin agar orang tuaku panik, terus bergegas menuju ke rumah simbah dan tidak jadi makan soto. Tapi karena aku belum sarapan, actingku jadi tidak maksimal dan dengan mudahnya bisa ditebak oleh ibuku.
Actingku yang lumayan alay tersebut mengundang perhatian banyak orang, salah satunya adalah ibu ibu pelayan warung soto tersebut. Ibu ibu pelayan ini mulai ikut merayu. Tapi anehnya, saat ibu pelayan warung yang merayuku, aku seperti terhipnotis untuk mencicipi soto tersebut.
Sampai akhirnya aku mau untuk mencicipi soto tersebut, dan merasakan betapa enaknya soto Solo. Lidahku termehek-mehek saat kuah soto tersebut memasuki mulutku. Aku belum pernah merasakan soto yang seenak ini selama di jogja. Pokoknya perpaduan antara kaldu nya rasanya pas, dan yang jelas rasanya tidak terlalu manis. Lalu runtuhlah bayangan di kepalaku bahwa soto itu manis dan bikin eneg. Setelah itu ibuku pesan satu mangkuk soto lagi buat sarapanku.
Dari situ aku jadi tahu, Ternyata soto Jogja dan soto Solo cukup beda. Perbedaannya adalah keberadaan kubis yang banyak pada soto Jogja
diganti dengan tauge dan bawang goreng yang banyak pada soto Solo.
Dan yang jelas rasanya tidak terlalu manis seperti soto di jogja. Itulah yang membuatku suka soto Solo. Bahkan saat membuat tulisan ini pun aku masih membayangkan rasa dari soto Solo tersebut.
Sejak saat itu, Aku sekeluarga tak pernah melewatkan soto sapi khas Solo setiap aku mudik ke rumah simbahku. Bahkan itu seperti ritual wajib yang jika tidak dilaksanakan rasanya kurang afdol. Pokoknya, bagi anda yang mampir ke Solo jangan hanya mencari srabi, timlo, dan benjo(personil timlo) saja. Carilah warung Soto terdekat kemudian pesanlah 1 porsi dan rasakan sensasinya.
Sumber foto
Soto trotoar : tepi-jalanan.blogspot.com bunderan : panoramio.com Kuali : talkmen.com soto jogja : yiskandar.wordpress.com soto solo : foodrecipes69.blogspot.com

Diantara Model dan Fotografi

Aku cowok, dan entah mengapa aku sangat terobsesi untuk menjadi model foto. Mungkin karena jadi model foto itu gampang yah, tinggal pasang pose unyu, ntar difoto”jpret jpret” langsung jadi deh. #tagihgaji
Oh iya, buat jadi model muka itu ga perlu cakep kok, kalo mukanya jelek nanti bisa di make over pake sotoshop. Yang penting adalah tidak boleh malu saat berpose di depan kamera.
Selain pengen jadi model, aku juga terobsesi buat jadi fotografer. Karena aku terobsesi dengan dua hal itu, maka aku menggabungkannya. Dan jadilah self narsisme. Caranya sangat mudah, yaitu dengan memakai self timer, atur setting kamera sendiri, trus berpose sendiri juga deh. Tapi hati-hati ya, soalnya kalo pake teknik ini di tempat umum bisa dianggep sinting. Makanya biar nggak sinting2 amat, biasanya aku minta bantuan temen yang lagi nganggur buat ngefotoin.
Teknik foto yang aku suka adalah levitasi. Dalam teknik levitasi itu si model biasanya kelihatan seakan-akan sedang terbang. Ini adalah contoh foto hasil karya levitasiku (modelnya aku sendiri lho :D)
Foto ini diambil di Benteng Vredeburg jogja dan yang ngefotoin adalah temanku yang lagi nganggur. Dan yang pasti aku tidak dianggep orang sinting.
Foto ini diambil dengan menggunkan camera digital temanku (ga modal banget yah). Bukan SLR sih, tapi hasil fotony cukup tajam. Setajam mata najwa.

Saturday, November 30, 2013

Ilmu Agama

Besok pagi adalah deadline pengumpulan tugas agama islam. Seperti biasa, teman temanku pada jumpalitan ngerjain H-1. Itu berarti mereka malam ini ngerjain sampai larut malam. Atau myngkin malah ga tidur. Tapi gatau kenapa walaupun belum ngerjain kok aku santai santai saja yah. Wallahualam.
Mungin karena aku berpikir bahwa dalam pelajaran agama islam, yang penting adalah pengamalannya. Percuma juga kan kalo nilai tugas agamanya bagus tapi kalo pas boker pintu wcnya g ditutup.(hubungannya apa cobak? -_-)
Ya, Ilmu agama memang sudah sepantasnya kita amalkan, maksutnya adalah kita harus mencerminkan ilmu yang telah kita pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Saya heran, banyak Haji yang ternyata mereka adalah koruptor. Coba lihat saja, dari sekian banyak koruptor yang terjerat tali pramuka, eh, terjerat kasus korupsi, sebagian besar dari mereka sudah melaksanakan haji. Mungkin dia bisa haji gara gara uang haramnya yah. (Pas banget ke Masjidil Haram pake uang Haram) Itu berarti mereka belum bisa mengamalkan nilai nilai dari pelajaran agama.
Mungkin dulu pas guru agama mereka ngajarin tentang haramnya korupsi, dikelas malah ngomongin Sinetron Angelina Sondakh yah. Jadi ilmu agamanya ga ada yang masuk otak sama sekali. Wallahualaam
Intinya sebelum menguasai ilmu ilmu yang lain, kita harus menguasai ilmu agama terlebih dahulu agar kita tidak menyalahgunakan ilmu ilmu itu.

Dosen absurd

semester 1 bagian 2, ya aku biasa menyebutnya seperti itu. Itu adalah masa masa kuliah semester 1 setelah UTS(ulaangan Tengah semester) di kampusku. Sementara semester 1 bagian 1 adalah masa kuliah semester 1sebelum UTS, tapi aku tidak akan membahasnya disini. Disini aku akan membahas dosenku saat semester 1 bagian 2 yang beliaunya menurut saya cukup familiar, karena wajahnya agak marketing(pasaran). Sepertinya saya sering melihat beliau di berbagai tempat.
Yah langsung saja daripada terlalu lama, beliau adalah dosen mata kuliah matematika di kampusku, tapi anehnya beliau jarang sekali menyinggung masalah matematika saat memberi kuliah. Contohnya adalah saat pertemuan2 sebelumnya, beliau malah bercerita menenai tata letak kota yang baik, cara minta tanggung jawab jika hamil, marketing mobil dll. Beliau juga tak pernah lupa buat mengejek mahasiswanya dalam setiap petemuan, dan salah satunya yang kena adalah aku.
Saat pertemuan minggu yang lalu, aku dan teman cowok yang duduk di sebelahku sedang ngomongin cewek bohay, seru sekali rasanya, tapi tiba tiba keseruan itu dirusak oleh dosenku tadi. Beliau bilang sambil menunjuk aku dan teman mengobrolku,”Laki-laki berdua ini kok kalau ngobrol sepertinya heboh sekali, kalau laki laki sama perempuan aja saya maklum, lha ini laki laki sama laki laki.” Teman teman satu klas pun tertawa saat dosenku bilang seperti itu. Setelah itu saya dan teman saya teman saya tadi tersipu malu. Tapi ejekan pak dosen tak berhenti di situ. Beliau masih melanjutkan,”lho duduknyaa aja menempel gitu, mesra sekali”. Satelah itu kami berdua diam seribu bahasa. Tapi tetap pak dosen kadang masih menyinggung tentang kami selama kuliah berlangsung. Sepertinya pak dosen berharap sekali kalau kita jadi homo beneran. Itu sangat membuatku bete.
Sebenarnya saya ingin mengatakan”mau gabung pak?”. Tapi setelah saya pikir pikir, itu bisa membuatku terlihat semakin homo, Sehingga akhirnya hanya aku batin saja.
Setelah itu, saya kapok ngobrol di kelas saat mata kuliah itu, makanya pertemuan berikutnya saya tidak mengobrol saat pelayaran beliau, saya tidak masuk saat kuliah beliau. Saya lebih memilih belajar sendiri dan menulis cerita ini. Eh ternyata teman yang mengobrol denganku kemarin juga bolos, haha. Sepertinya kami memang sehati, tapi kami bukan homo seperti yang diharapkaan pak dosen.
Aku heran kok temen temenku pada jago futsal yaah, tapi aku kok enggak. Aku liat kalo temenku main futsal pasti bisa menggeliat2 gitu buat melewati lawan . Kalo pas aku main di futsal mah jangankan melewati lawan, buat ngerebut bola dari lawan aja susahnya setengah salto. Padahal udah aku coba menggeliat, tapi hasilnya malah jadi kayak ulet bulu.
Ga cuma itu, pas main pasti aku selalu salah tingkah. Dari salah oper , salah tendang, salah giring, salah gawang, salah lapangan, dah pokoknya salah semuanya deh. Sebenarnya nggak Cuma futsal sih, dari semua cabang olahraga, mulai basket, jogging, voli, renang, badminton, semuanya aku enggak doyan. Cuma senam aerobic doang yang aku paling mahir kalo di banding temen tmenku. Mungkin aku memang berbakat jadi instruktur senam aerobic yah.
Kata orang, futsal itu indikator kemachoan dari seseorang, jadi kalau orang itu main futsalnya bagus, otomatis macho. Tapi kalau enggak bisa main futsal berarti cowok jadi jadian. Aku cowok jadi-jadian dong ? wallahualam.
Tapi mitos diatas ternyata terpatahkan, soalnya banyak juga homo-homo yang jago futsal. Cowok homo itu kalo pas futsal ada ciri khasnya, yaitu kalo pas main pasti selalu memilih menghadang pemain musuh yang ganteng, dan akhirnya menempel dan menggeliat hingga tidak mau lepas. (Mungkin setelah di kasih garem baru mau lepas tuh homo). Trus kalau ada homo yang ngegolin, pasti selebrasinya pelukan, kemudian pegang pegangan, kemudian berlanjut ke adegan xxx. Hiih nanti lama-lama tempat futsal malah jadi tempat mangkal.
Ternyata enggak cuma cowok dan homo saja, cewek juga ada yang jago futsal lho. Saya pernah bermain satu lapangan dengan cewek saat class meeting sma. Cewek itu posisinya adalah pemain musuhku. Pertama2, Aku kira dia itu cuma cheerleader yang masuk ke lapangan buat mengacau konsentrasi timku, tapi ternyata enggak. Dia bener bener main, dan pas main keren banget. Cowok2 di timnya pun malah lebih lettoy daripada dia. Yang paling mengejutkan ternyata bisa ngegolin. Jadi iri deh ama tu cewek.
Tapi walaupun aku gak bissa futsal, aku tetep bisa menikmati hidup kok. Toh aku jadi jarang ke tempat futsal, jadi peluangku bertemu homo juga kecil. Yah pokoknya buat yang udah jago dan suka futsal, selamat ya. Tapi jangan sombong, kalo jadi homo baru tau rasa lo.