Saturday, November 30, 2013

Dosen absurd

semester 1 bagian 2, ya aku biasa menyebutnya seperti itu. Itu adalah masa masa kuliah semester 1 setelah UTS(ulaangan Tengah semester) di kampusku. Sementara semester 1 bagian 1 adalah masa kuliah semester 1sebelum UTS, tapi aku tidak akan membahasnya disini. Disini aku akan membahas dosenku saat semester 1 bagian 2 yang beliaunya menurut saya cukup familiar, karena wajahnya agak marketing(pasaran). Sepertinya saya sering melihat beliau di berbagai tempat.
Yah langsung saja daripada terlalu lama, beliau adalah dosen mata kuliah matematika di kampusku, tapi anehnya beliau jarang sekali menyinggung masalah matematika saat memberi kuliah. Contohnya adalah saat pertemuan2 sebelumnya, beliau malah bercerita menenai tata letak kota yang baik, cara minta tanggung jawab jika hamil, marketing mobil dll. Beliau juga tak pernah lupa buat mengejek mahasiswanya dalam setiap petemuan, dan salah satunya yang kena adalah aku.
Saat pertemuan minggu yang lalu, aku dan teman cowok yang duduk di sebelahku sedang ngomongin cewek bohay, seru sekali rasanya, tapi tiba tiba keseruan itu dirusak oleh dosenku tadi. Beliau bilang sambil menunjuk aku dan teman mengobrolku,”Laki-laki berdua ini kok kalau ngobrol sepertinya heboh sekali, kalau laki laki sama perempuan aja saya maklum, lha ini laki laki sama laki laki.” Teman teman satu klas pun tertawa saat dosenku bilang seperti itu. Setelah itu saya dan teman saya teman saya tadi tersipu malu. Tapi ejekan pak dosen tak berhenti di situ. Beliau masih melanjutkan,”lho duduknyaa aja menempel gitu, mesra sekali”. Satelah itu kami berdua diam seribu bahasa. Tapi tetap pak dosen kadang masih menyinggung tentang kami selama kuliah berlangsung. Sepertinya pak dosen berharap sekali kalau kita jadi homo beneran. Itu sangat membuatku bete.
Sebenarnya saya ingin mengatakan”mau gabung pak?”. Tapi setelah saya pikir pikir, itu bisa membuatku terlihat semakin homo, Sehingga akhirnya hanya aku batin saja.
Setelah itu, saya kapok ngobrol di kelas saat mata kuliah itu, makanya pertemuan berikutnya saya tidak mengobrol saat pelayaran beliau, saya tidak masuk saat kuliah beliau. Saya lebih memilih belajar sendiri dan menulis cerita ini. Eh ternyata teman yang mengobrol denganku kemarin juga bolos, haha. Sepertinya kami memang sehati, tapi kami bukan homo seperti yang diharapkaan pak dosen.

No comments:

Post a Comment